Sejak kecil hingga dewasa dididik di lingkungan yang taat beragama. Namun kemudian ia tersesat. Kini, selain mengajar, ia juga membuat forum bagi para mantan penganut Islam Jamaah. Puluhan santri berkelompok di sudut-sudut Masjid Al-Abror di komplek Pondok Pesantren Ibnu Taimiyyah, Kelurahan Kebokura, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah. Setiap kelompok dibimbing seorang guru. Tak ayal masjid berukuran 40 x 40 meter itu riuh dengan suara orang mengaji.
“Assalamu’alaikum, sudah lama menunggu?” tanya Mauluddin Akhyar (43) kepada Suara Hidayatullah yang menemuinya Oktober lalu. Mauluddin adalah staf pengajar di pesantren tersebut.
Mengenakan kopiah putih dan celana cingkrang dibalut sarung, disalaminya satu per satu beberapa lelaki yang ada di sana. Suasana begitu santai. Padahal, dulunya Mauluddin adalah orang yang anti bersalaman dengan sembarang orang.