Pada tahun 1977 ia masuk Islam Jamaah/LDII dan tahun itu pula dibai’at. Ia keluar dari aliran sesat ini karena beberapa peraturan yang dibuat amir tidak mungkin lagi diterimanya: pada waktu itu tidak boleh mendengarkan radio, nonton tv, baca koran, majalah, dan lain-lain. Mungkin sekarang ini peraturannya sudah berganti dengan lunak. Tahun 1979 ia sudah mau keluar setelah ada peristiwa ramai-ramai Islam Jamaah. Ketika itu ia pimpinan masjid di Cempaka, ia berada tak jauh dari masjid dekat rumah Benyamin di Kemayoran yang digerebek rakyat (Tempo, 15 September 1979).
Nah, Bambang saat itu ingin bertemu amir untuk minta pendapat : bagaimana jalan keluarnya kalau aksi masa merembet ke Cempaka. “Kok imamnya pada ngumpet. Batang hidung mereka tidak kelihatan. Padahal, itu belum lagi masalah besar. Lalu, bagaimana kalau yang lebih gawat terjadi?” Bambang mengambil kesimpulan : pengurus tidak bertanggung jawab. “Di dunia sudah tidak berani menjamin apalagi di akhirat.”